bahwa islam telah menjelaskan dengan sejelas - jelasnya bagaimana proses terjadinya dunia yang kita sendiri tidak mengetahuinya, dan oleh Allah di turunkan ilmu yang jelas dan benar untuk kita percayai kepada nabi besar MUHAMMAD SAW.
dan penjelasan ini kami kutip dari penjelasan Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi syariah
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Prinsip penting yang perlu kita kedepankan ketika membahas masalah azali (kejadian masa silam) atau masalah ghaib secara umum adalah tidak memberikan rincian tanpa bukti dan dalil yang shahih. Sebatas teori, tidak bisa dijadikan acuan. Karena Allah tidak akan menanyakan masalah ghaib yang kita tidak tahu dan yang tidak disebutkan dalam dalil.
Karena Allah ta’ala mencela memberikan komentar tentang masalah ghaib, yang tidak memiliki bukti.
Diantaranya masalah proses penciptaan alam semesta. Dalam al-Quran, Allah hanya memberikan keterangan global dan tidak rinci. Hanya dengan mengetahui secara global, tanpa menggali yang lebih rinci, itu sudah cukup bagi seorang muslim.
Allah tegaskan dalam al-Quran,
مَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ
Aku tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan
bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri (QS. al-Kahfi: 51)Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah dinyatakan,
فأما الأيام الستة التي خلق الله فيها السموات والأرض فهي غيب لم يشهده أحد من البشر، ولا من خلق الله جميعاً
Rentang 6 hari yang Allah jadikan waktu penciptaan langit dan bumi,
sifatnya ghaib. Tidak ada satupun manusia yang menyaksikannya, tidak
pula makhluk Allah semuanya. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 190003)Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Al-Quran
Allah ta’ala menceritakan proses penciptaan alam semesta dalam al-Quran. Ada yang bersifat global dan ada yang lebih rinci.Dalam penjelasan global, Allah menegaskan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi selama 6 hari. Allah tegaskan hal ini di tujuh ayat dalam al-Quran. Diantaranya,
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
Sesugguhnya Tuhan kalian, yaitu Allah, Dialah yang menciptakan langit
dan bumi dalam 6 hari, kemudian Dia beristiwa di atas Arsy. (QS.
al-A’raf: 54).Allah juga berfirman di surat al-Furqan,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ
Sungguh Aku telah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada
diantara keduanya dalam 6 hari, dan Aku tidak merasa capek. (QS. Qaf:
38).Keterangan lainnya Allah sebutkan di surat Yunus (ayat 3), Hud (ayat 7), al-Furqan (ayat 59), as-Sajdah (ayat 4), dan al-Hadid (ayat 4).
Disamping penjelasan global, Allah juga memberikan penjelasan lebih rincin, di surat Fushilat (ayat 9 sampai 12), Dia berfirman,
قُلْ أَإِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ
الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَاداً ذَلِكَ رَبُّ
الْعَالَمِينَ*
Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan
bumi dalam dua hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang
bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. (9)
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ
فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً
لِلسَّائِلِينَ*
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
penghuninya dalam empat hari. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya. (10)
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ
لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعاً أَوْ كَرْهاً قَالَتَا أَتَيْنَا
طَائِعِين*
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”.
Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati” (11)
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى
فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا
بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari. Dia mewahyukan
pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui. (12).Makna Kata “Hari”
Selanjutnya, kita akan memahami makna kata ‘hari’ yang disebutkan dalam berbagai ayat di atas.Ar-Raghib al-Asfahani mengatakan,
اليوم -في لغة العرب- يعبر به عن وقت طلوع الشمس إلى غروبها، وقد يعبر به عن مدة من الزمان أي مدة كانت
Kata ‘hari’ – dalam bahasa arab –, bisa digunakan untuk menyebut
rentang waktu antara terbit matahari hingga terbenamnya. Bisa juga untuk
menyebut rentang waktu tertentu. (al-Mufradat, hlm. 553).Karena itulah, ulama berbeda pendapat dalam memahami kata ‘hari’ terkait proses penciptaan alam semesta.
Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa anNihayah menyebutkan perbedaan pendapat ulama tentang makna ‘hari’ dalam ayat di atas. Beliau menyatakan ada dua pendapat ulama tentang makna kata ‘hari’ terkait penciptaan langit dan bumi,
Pendapat Pertama, maknanya sebagaimana makna hari yang dikenal manusia, dimulai sejak terbit matahari hingga terbenamnya matahari. Ini merupakan pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
Pendapat Kedua, bahwa satu hari dalam proses penciptaan alam semesta itu seperti 1000 tahun dalam perhitungan manusia. Ini merupakan pendapat yang diriwayatkan dari Ibn Abbas, Mujahid, ad-Dhahak, Ka’b al-Ahbar, dan pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad sebagaimana keteragan beliau dalam ar-Rad ‘ala al-Jahmiyah. Pendapat ini pula yang dinilai kuat oleh Ibnu Jarir at-Thabari. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 1/15).
Diantara ulama yang berpendapat bahwa satu hari sama dengan seribu tahun adalah al-Qurthubi. Beliau mengatakan dalam tafsirnya,
في ستة أيام” أي من أيام الآخرة أي كل يوم ألف سنة لتفخيم خلق السماوات والأرض….
Dalam waktu 6 hari, maksudnya adalah hari di akhirat, bahwa satu hari
sama dengan 1000 tahun, karena besarnya penciptaan langit dan bumi.
(Tafsir al-Qurthubi, 7/219)Bumi atau Langit Dulu?
Ada dua hal yang perlu dibedakan terkait proses penciptaan langit dan bumi, pertama, mengawali penciptaan (Ibtida al-Khalqi) dan kedua, penyempurnaan penciptaan (Taswiyah al-Khlqi).Di surat Fushilat ayat 9 hingga 12 di atas, Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu sebelum langit. Sehingga, secara Ibtida al-Khalqi, bumi lebih awal dibandingkan langit. Namun penyempurnaan bumi (Taswiyah al-Khlqi), baru dilakukan setelah Allah menciptakan langit.
Ketika menafsirkan surat Fushilat di atas, Ibnu Katsir mengatakan,
فذكر أنه خلق الأرض أولا لأنها كالأساس، والأصل أن
يُبْدَأَ بالأساس، ثم بعده بالسقف، كما قال: هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ
مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ
سَبْعَ سَمَوَاتٍ
Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu, karena
bumi ibarat pondasi. Dan pertama kali, harusnya dimulai dengan pondasi.
Kemudian setelahnya adalah atap. Sebagaimana yang Allah firmankan,
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian,
kemudian Dia berkehendak (beristiwa) menuju langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit (al-Baqarah: 29Ibnu Katsir melajutkan dengen menjelaskan firman Allah di surat an-Nazi’at,
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا
وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا
وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا مَتَاعًا لَكُمْ وَلأنْعَامِكُمْ
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah
membinanya, ( ) Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, ( )
dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang. ( ) Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (30) Dia
memancarkan dari bumi mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
( ) Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, ( ) (semua itu)
untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (QS.
an-Nazi’at: 27 – 33)
ففي هذه الآية أن دَحْى الأرض كان بعد خلق السماء ،
فالدَّحْيُ هو مفسر بقوله: { أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا } ،
وكان هذا بعد خلق السماء، فأما خلق الأرض فقبل خلق السماء بالنص
Dalam ayat ini disebutkn bahwa Dahyu al-Ardi (penyempurnaan bumi) dilakukan setelah menciptakan langit. Bentuk ad-Dahyu, ditafsirkan pada ayat, “Dia memancarkan dari bumi mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.”
Dan ini dilakukan setelah penciptaan langit. Adapun penciptaan bumi,
ini dilakukan sebelum penciptaan langit berdasarkan nash (dalil tegas).
(Tafsir Ibnu Katsir, 7/165).Selanjutnya, Ibnu Katsir menyebutkan keterangan dari Ibnu Abbas yang diriwayat Bukhari dalam Shahihnya.
Dari Said bin Jubair bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Ibnu Abbas beberapa ayat yang menurutnya bertentangan, diantaranya firman Allah tentang penciptaan langit dan bumi.
Orang ini menanyakan,
Di surat an-Nazi’at (ayat 27 – 30), Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan langit sebelum menciptakan bumi. Sementara di surat Fushilat (ayat 9 – 12) Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi sebelum menciptakan langit.
Jawab Ibnu Abbas,
خلق الأرض في يومين، ثم خلق السماء، ثم استوى إلى السماء،
فسواهن في يومين آخرين، ثم دَحَى الأرض، ودَحْيُها: أن أخرج منها الماء
والمرعى، وخلق الجبال والجماد والآكام وما بينهما في يومين آخرين، فذلك
قوله: {دَحَاهَا} وقوله { خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ } فَخُلِقت الأرض
وما فيها من شيء في أربعة أيام، وخلقت السماوات في يومين
Allah menciptakan bumi dalam 2 hari, kemudian Dia menciptakan langit.
Kemudian dia beristiwa ke atas langit, lalu Allah sempurnakan langit
dalam 2 hari yang lain. Kemudian Allah daha al-Ardha (menyempurnakan
bumi). Bentuk penyempurnaan bumi adalah dengan Dia keluarkan dari bumi
mata air, tumbuh-tumbuhan, Allah ciptakan gunung, benda mati, dataran
tinggi, dan segala yang ada di antara langit dan bumi, dalam 2 hari.
Itulah makna firman Allah, “Bumi dihamparkannya.” Sementara firman
Allah, “Dia menciptakan bumi dalam 2 hari.” Diciptakanlah bumi dan
segala isinya dalam 4 hari dan diciptakan semua langit dalam 2 hari.
(HR. Bukhari secara Muallaq sampai al-Minhal, 16/85).Kesimpulan dari keterangan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma,
Allah menciptakan bumi 2 hari belum sempurna dan belum ada isinya. Kemudian menciptakan semua langit dalam 2 hari, dan terakhir Allah mengisi bumi dengan tumbuhan, gunung, benda-benda dalam 2 hari.
Allahu a’lam.
nah, mari kita renungkan setiap yang telah di jelaskan dalam Al Quran sebagai pedoman hidup yang nyata.
TEORI BIG BANG DAN KEBENARAN AL'QURAN
Berbagai teori tentang proses terbentuknya tata surya telah menjadi
perdebatan tersendiri diantara ilmuwan barat pada periode abad ke 20,
hingga menjadi satu kesepakatan bahwa teori BIG BANG
adalah yang mampu menjelaskan bagaimana terbentuknya langit beserta
isinya. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta pada awalnya satu, yaitu
berasal dari satu titik.
Titik ini selanjutnya mengalami satu kejadian maha
dahsyat, hancur dan berpencar dalam satu ledakan keras hingga akhirnya berubah menjadi bumi, matahari, langit dan sebagainya.Salah seorang ilmuwan bernama Dr. Russel Cannon berpendapat, asal usul terbentuknya alam semesta yang paling mendekati adalah teori Big Bang, bahwa alam semesta terbentuk melalui suatu ledakan raksasa pada satu ruang teramat kecil, dan semenjak itu mengambang terus menerus.
Titik ini selanjutnya mengalami satu kejadian maha
dahsyat, hancur dan berpencar dalam satu ledakan keras hingga akhirnya berubah menjadi bumi, matahari, langit dan sebagainya.Salah seorang ilmuwan bernama Dr. Russel Cannon berpendapat, asal usul terbentuknya alam semesta yang paling mendekati adalah teori Big Bang, bahwa alam semesta terbentuk melalui suatu ledakan raksasa pada satu ruang teramat kecil, dan semenjak itu mengambang terus menerus.
Hal ini berarti Big Bang tak hanya membuktikan bahwa alam semesta
diciptakan dari ketiadaan, tetapi juga diciptakan secara sangat
terencana, sistematis dan teratur. Big Bang terjadi melalui ledakan
suatu titik yang berisi semua materi dan energi alam semesta serta
penyebarannya ke segenap penjuru ruang angkasa dengan kecepatan yang
sangat tinggi.
Dari materi dan energi ini, muncullah keseimbangan luar biasa melingkupi
berbagai galaksi, bintang, matahari, bulan dan benda angkasa lainnya ,
proses inipun telah menciptakan hukum alam yaitu ilmu fisika yang tetap
terpelihara semenjak milyaran tahun silam yang muncul bersamaan dengan
Big Bang.
Seorang astronom Amerika,Prof. George Greenstein menulis dalam bukunya The Symbiotic Universe : " ketika kita mengkaji semua bukti yang ada,pemikiran yang senantiasa muncul adalah bahwa kekutan supernatural pasti terlibat".
Jelas terkandung makna bahwa ada yang zat yang berperan mengatur dan
menciptakan ledakan maha dahsyat tersebut dimana sebagian dari ilmuwan
barat masih berupaya untuk mencari tahu melalui penelitiannya tentang
apa dan siapa yang berperan dibalik terbentuknya alam semesta ini.
Terlepas dari anggapan dan teori para ahli dan ilmuwan ini tentang Big
Bang dan kehancurannya yang sangat terencana itu,j ika kita berkaca pada
Al-quran sebenarnya kita tidak perlu lagi untuk pusing soal asal muasal
alam semesta. Dalam QS.AL-ANbiya ayat 30 disebutkan demikian " Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah satu yang padu,kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tidak beriman?".
Ayat di atas menjelaskan bahwa pada mulanya langit dan bumi ( alam
semesta ) ini bersatu, lalu Allah pisahkan mereka menjadi
sendiri-sendiri. Teori alam semesta di dalam Al-Qur'an ini sangat
sejalan dengan teori Big Bang yang digembar-gemborkan oleh ilmuwan abad
ini. Karena itu, teori barat itu sebenarnya tidaklah terlalu istimewa,
karena Al-Qur'an sudah berbicara beberapa abad yang lalu. Ketika kita
bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah,
akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain.
Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi
sebelum abad ke-20 dan dahsyatnya, Al-Quran telah membicarakannya 14
abad yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar