Penelitian oleh Dhani Irwanto, 26 Mei 2016
Plato diduga telah mewujudkan Athena sebagai bagian dalam cerita
Atlantis untuk menunjukkan tindakan mereka yang terbesar dan paling
mulia. Dugaan ini diperkuat dengan ungkapan-ungkapan yang terdapat
didalam Timaios dan Kritias seperti ditunjukkan dibawah ini.
Dari Timaios bagian 24e: “... negara anda mendapat ancaman dari sebuah negara yang sangat berkuasa, yang berada di titik yang jauh di Samudera Atlantik.”
Dari Kritias bagian 108e: “... perang yang dikatakan telah terjadi antara mereka yang tinggal di luar Tugu Herakles dan semua yang tinggal di dalamnya ...”
Dari Timaios bagian 25a: “... untuk laut yang didalam Selat
Herakles ini hanya sebuah pelabuhan, memiliki pintu masuk yang sempit,
tapi di sisi lain adalah laut yang nyata, dan daratan di sekelilingnya
mungkin dapat disebut sebagai benua tanpa batas.”
Kedudukan Atlantis dan Athena secara geografis dijelaskan sebagai berikut.
- Negara Atlantis terletak di titik yang jauh di Samudera Atlantik. Seperti telah dibahas sebelumnya, pemahaman masyarakat Yunani saat itu tentang Samudera Atlantik adalah suatu samudera yang mengelilingi bumi, yang sekarang dibagi menjadi samudera-samudera Atlantik, Hindia dan Pasifik.
- Atlantis dan Athena dibatasi oleh Tugu-tugu Herakles yang diantaranya terdapat di sebuah selat yang disebut Selat Herakles.
- Kota Atlantis berada didalam Selat Herakles, dimana terdapat sebuah pelabuhan dengan pintu masuk yang sempit dan berada di sisi laut yang di sekitarnya adalah benua tanpa batas. Hal ini berarti bahwa Athena adalah terdapat diluar selat dan laut tersebut.
Gambaran-gambaran geografi ini tidak dapat diterapkan untuk keberadaan
Atlantis di sekitar Mediterania karena kenyataannya kota Athena di
Yunani adalah berada di sisi Laut Mediterania dan didalam Selat Sisilia
maupun Selat Gibraltar. Meletakkan Atlantis di seberang salah satu selat
tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Plato bahwa kota Atlantis
terdapat didalam sebuah selat dan di sisi sebuah laut yang disekitarnya
terdapat benua tanpa batas. Pernyataan bahwa negara Atlantis terletak di
titik yang jauh di Samudera Atlantik dengan sendirinya meletakkan kota
Athena di tempat yang jauh juga karena didalam kisahnya kedua wilayah
tersebut adalah berdekatan, sehingga bukan di sekitar Mediterania.
Dugaan bahwa Plato telah mewujudkan Athena sebagai bagian cerita diperkuat lagi dengan ungkapan-ungkapan sebagai berikut.
Dari Timaios bagian 23e: “Dia mendirikan kota anda [Athena] seribu tahun sebelum kami [Mesir] ...”
Dari Critias bagian 111b dan 111c: “... tetapi daratannya [dimana Athena berada] telah turun semuanya dan tenggelam dari pandangan ... yang
tersisa hanyalah tulang dari tubuh yang terbuang, bila diandaikan
demikian, seperti dalam hal pulau-pulau kecil, semua bagian tanah yang
lebih subur dan lebih lunak telah tenggelam, dan hanya tinggal kerangka
daratannya saja.”
Dari Critias bagian 111d: “... tidak seperti sekarang dimana airnya hilang karena hanya mengalir pada tanah kosong dan dibuang ke laut ...”
Dikatakan bahwa Athena yang dahulunya memiliki daratan yang luas dan
subur, pada masa Solon telah tenggelam hampir semuanya dan yang tersisa
hanyalah sebagian kecil yang berbatu-batu, diandaikan seperti tinggal
tulang-tulangnya saja. Yang dimaksud daratan yang tenggelam adalah
dikarenakan kenaikan permukaan laut pada masa Glasial Terakhir, sehingga
seolah-olah daratannya yang turun. Tinggal sedikit pepohonan yang
tumbuh di sisa-sisa daratan tersebut dan hampir seluruhnya berupa tanah
kosong sehingga air hujan hanya mengalir diatasnya saja kemudian hilang
ke laut. Pernyataan-pernyataan ini tidak menggambarkan kondisi Athena
pada masa Solon maupun saat ini yang tidak jauh berbeda.
Pernyataan bahwa kota Athena telah didirikan seribu tahun sebelum Mesir
juga tidak sesuai. Bukti-bukti arkeologis yang ada menunjukkan bahwa
peradaban Mesir adalah lebih tua daripada Yunani. Selain itu, kota
Athena tidak terbukti ada pada 9.000 tahun sebelum Solon namun baru
sekitar 3.400 tahun lalu.
Pernyataan-pernyataan Plato tersebut menunjukkan bahwa ia telah
memasukkan Athena kedalam kisah Atlantis. Hal yang sama ia lakukan juga
untuk Mesir, Libya dan Tirenia. Hal ini diduga untuk mendukung ideologi
sebuah negara yang ideal seperti dalam Politeia, terkait dengan
tindakan Athena purba yang terbesar dan paling mulia dalam mengalahkan
negara Atlantis yang agresif. Kisah Atlantis yang diceritakan oleh
pendeta Mesir mungkin pernah benar-benar ada. Namun, Athena, begitu pula
Mesir, Libya dan Tirenia, mungkin sebenarnya adalah suku primordial
yang merupakan nenek moyang mereka sebelum kenaikan permukaan laut dan
bencana lainnya, yang kemudian mengungsi dan bermukim kembali di daratan
yang sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar